LATIHAN 3 SOFTSKILL

ANALISIS BREAK EVEN POINT (TITIK IMPAS)

1.Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

2. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
a.Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

3. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

4. Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas
• Mathematical Approach
BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu:

BEP = Fixed Cost / (harga perunit – varibel cost perunit) (rumus 1)

BEP = Fixed Cost / (1-(Sales price/unit / – variabel cost/unit)) = Rp……… (rumus 2)

Formulasi break even point yang dikembangkan:
Break even point adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi, maka Break Even Point dapat kita formulasikan secara sederhana sebagai berikut:

BEP – TR = TC

TR = Total Revenue
TC = Total Cost

• Graphical Approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total revenue dan garis total cost.

Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
• Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
• Sales mix adalah konstan
berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana
perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan
bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

5. Margin Of Safety
Margin of safety dalam hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:

M/S = (Budget sales – BEP) / Budget sales

Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.

Contoh soal break even point ( BEP ) :

Sebuah perusahaan mempunyai data sebagai berikut :
Kapasitas normal200.000 unit
Biaya tetapRp 12.000.000,00
Biaya variabelRp 135,00 per unit
Harga jualRp 225,00 per unit
Diminta:
1). Membuat break even point dalam rupiah, unit, dan persentase dari kapasitas.
2). Margin of safety ratio bila operasi pada kapasitas normal.
3). Berapa break even point apabila harga jual turun Rp 25,00 ?
4). Berapa penjualan harus dilakukan untuk memperoleh laba : Rp 3.000.000,00 dengan :
  • a). Data nomor 1
  • b). Data nomor 2 

Penyesaian : 
Break even point =
Biaya TetapRp 12.000.000,00Rp 12.000.000,00
——————–=———————=———————=Rp 30.000.000,00
1 – (VC/Harga Jual)1 – (135/225)0,4
Dalam unit : Rp 30.000.000,00/225 = 133.330 unit
Dalam persentase : 133.330 unit/200.000 unit x 100% = 66,6%

2. Persentase margin of safety = 100% – 66,6% = 33,3%.
Bila dinyatakan dengan rupiah : 33,3% (200.000 x Rp 225,00) = Rp 15.000.000,00

 3.
BEPBiaya TetapRp 12.000.000,00Rp 12.000.000,00
——————–=———————=———————=Rp 37.000.000,00
1 – (VC/Harga Jual)1 – (135/200)0,325

4 a. Jumlah unit yang diperlukan :
(Rp 12.000.000,00 + Rp 3.000.000,00)/0,4 = Rp 37.500.000,00 atau 166.600 unit.

4 b. Jumlah unit yang diperlukan :
(Rp 12.000.000,00 + Rp 3.000.000,00)/0,325 = Rp46.100.000,00 atau 230.500 unit.

Sumber : 

Sumber : 
https://googleweblight.com/?lite_url=https://oniiomad.wordpress.com/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas/&ei=_VTEfG2R&lc=id-ID&s=1&m=89&host=www.google.co.id&ts=1494082152&sig=AJsQQ1DKOX2thHs-Foo5vbpqdMhrSPOjMw
www.belajarakuntansionline.com/contoh-soal-break-even-point-dan-penyelesaiannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh soal laporan keuangan

RESENSI TOPSY-TURVY LADY